Halaman

Minggu, 21 April 2013

Pujilah Tuhan

Ada ilustrasi ketika suatu pagi aku terbangun untuk melihat matahari terbit di suatu pantai
"Ah, ciptaanTuhan memang begitu indah.." Sambil menyaksikan semua itu, aku memuji-muji Tuhan atas karya-Nya yang begitu indah.

Tiba-tiba Tuhan datang pada ku... Ia bertanya "Apakah Engkau mencintai Aku ?"
Aku menjawab "tentu saja, Engkau adalah Tuhan dan Juru Selamat ku"
kemudian Ia bertanya "sekiranya tubuh mu cacat, apakah engaku akan tetap mencintai Aku ?"
Aku tertegun, dan melihat kedua kaki dan tangan ku. Ah alangkah sulitnya hidup ini dengan tubuh yang cacat! tetapi aku menjawab "Tuhan ku, jika aku cacat, aku sangat susah bagi ku tetapi aku akan tetap mencintai Engkau"

Kemudian Tuhan Yesus bertanya "sekiranya kamu tak dapat melihat, apakah engkau tetap bersyukur atas segala ciptaan Ku ?" Secara tiba-tiba aku terbayang orang-orang tuna netra di seluruh dunia dan bagaimana mereka tetap memuji dan bersyukur atas segala ciptaan Tuhan.
Jadi aku menjawab "Alangkah sulitnya jika aku tidak dapat melihat, Tuhan ku, tetapi akau tetap akan bersyukur atas segala ciptaan Mu"

Kemudian Tuhan Yesus berkata "Sekiranya engkau tidak dapat mendengar, apakah engkau akan setia kepada Firman Ku ?" Lalu aku berpikir bagaimana mungkin aku mendengarkan Firman Allah jika aku tuli ?
Tetapi kemudian aku tersentak, dan menyadari bahwa aku perlu mendengar Firman Allah dengan hati bukan dengan telinga saja, maka aku menjawab "Alangkah sulitnyaa Tuhan, jika aku tuli, tetapi aku akan tetap mendengar segala Firman Mu"

Kemudian Tuhan Yesus bertanya "Sekiranya engkau tidak dapat berkata-kata dalam hidup mu, apakah engkau akan tetap memuji nama Ku ?" Bagaimana mungkin aku menyampaikan puji-pujian tanpa suara ? Tetapi aku pun sadar bahwa Tuhan ingin puji-pujian itu berasal dari hati ku yang paling dalam dan dari ketulusan jiwa ku. maka aku menjawab "Alangkah sulitnya Tuhan, jika aku tidak dapat berkata-kata, tetapi aku akan tetap bernyanyi di dalam hati ku, memuji dan bersyukur kepada Mu"


Kemudian Tuhan Yesus bertanya "Lalu mengapa engkau tetap berbuat dosa ? mengapa engkau menjauh dari Ku di saat-saat kesukacitaan mu ? Dan engaku mencari-cari Aku dalam seruan doa-doa mu di saat engkau kesusahan ?" .....
Aku tidak menjawab, hanya air mata yang mengalir, kemudian Tuhan Yesus melanjuntkan "Mengapa  engaku hanya bernyanyi memuji Ku di saat kebaktian ? mengapa engkau engkau mencari-cari Aku hanya saat beribadah ? mengapa engkau meminta-minta terus hanya untuk kepuasan dirimu sendiri ? mengapa engkau meminta-minta kepada Ku tanpa kesetiaan ? Aku telah memberkati mu dengan tubuh jasmani yang sempurna, mengapa tidak digunakan untuk memuji nama Ku ? engaku telah Ku berkati dengan hidup, Aku menciptakan mu bukan untuk menyia-nyiakan pemberian Ku itu, Aku telah memberkati mu dengan berbagai talenta untuk melayani Ku dengan kasih, tetapi engaku terus berpaling dari pada Ku. Aku telah menyingkapkan  Firman Ku kepada mu, tetapi tidak bertambah dalam pengertian mu. Aku telah berbicara kepada mu, tetapi telinga hati mu tertutup rapat-rapat. Aku telah menunjukkan berkat-berkat Ku kepada mu tetapi mata muu tidak mau melihat" ....
***

Ilustrasi ini mengajak kita buat mengucap syukur dalam segala hal maupun sukacita dan dukacita. sungguh dengan semua pemberian Allah kepada kita melalui kesemoatan untuk hidup, kesehatan, kesempurnaan jasmani dan rohani dan kebutuhan kita yang selalu di cukupkan setiap hari  dan kita patut rendah hati memuliakan Tuhan dalam segenap hidup kita. memuji Tuhan ngga cukup berkata-kata tetapi harus menggunakan seluruh tubuh jasmani kita sepenuhnya memuji Tuhan.
Renungan ini bisa di lihat dari Mamur 66:1-2 "Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian..." 

Rabu, 17 April 2013

Kesendirian

Dinginya malam menusuk ke jantung
Cahaya bintang menyelimuti Sang Surya
Bunga-bunga kembali ke peraduan
Dan semakin membuat hati gelisah

Menikmati setiap dentakan jarum jam
Yang terus membunuh waktu
Kesepian itu yang ku rasakan
Teman hati kini telah pergi
Terpaku dalam keheningan 
Dan aku membisu sejenak
Menikmati aliran setetes demi tetes
Membasahi wajah ku

Kesedirian status yang tak di izinkan semua insan
Masuk dalam kehidupannya
Namun cinta sejati telah pergi
Dan kesendirian mulai menyatakan dirinya pada ku

Dia yang menjadi sebab tawa ku
Dia yang menjadi sebab tangis ku pula
Kini telah pergi untuk selama-lamaya
Dia yang menjadi kekuatan ku
Meninggalkan sejuta kepedihan hati

Kau berkata bahwa aku adalah nafas mu
Bagimana mungkin aku bisa bernafas jika kau telah tiada...
Kau berkata bahwa aku adalah bintang hidup mu
Namun aku tak mampu menggapai bintang itu karena
Kau memilih melihat aku berjuang sendiri
Aku adalah separuh dari dentakan jantung mu
Sadarkah kau, dentakan jantung mu telah berhenti untuk selamanya
Apakah aku masih bisa berdetak tanpa mu...

Begitu cepat kepergian mu
Sanubari berkata tak ingin kau pergi
Haruskah ku lanjutkan hidup
Saat dia yang adalah kekuatan hidup ku
Telah Kau panggil
Baru ku dengar janji setia mu
Di altar suci nan kudus
Kini kau ingkari tanpa peduli bagaimana aku

Kini aku seorang diri...
Dengan sejuta kerinduan hati 
Memanggil nama mu
Kasih berikan aku senyuman itu
Agar aku meraskan harum nafas mu
Aku merindukan mu...
Aku ingin kau membunuh kesendirian ku
Namun nisan mu lah yang menjadi teman kesendirian ku

Pintu Kebahagiaan

Kabut-kabut kelam menyelimuti
Asap-asap pekat membumbungi
Dinding-dincing cahaya
Terhalang oleh sarang laba-laba
Tali yang begitu rapuh di makan waktu
Masih kuat mengikat sanubari
Akan kenangan yang cukup merusak
Masa yang tak pasti adanya

Kain hitam terus mencari
Mengiringi tangisan sepanjang malam
Pena terus menari tiada henti
Tak kenal Jemari yang menahan erat
Alunan kisah yang dahulu
Masih menjadi syair di telinga ku
Pertanyaan akan gejolak amarah
Memaksa ku untuk bersyair lewat tangis

Aku takut ketika mengingat dan merasakan
Aku lemah jika aku harus percaya
Keadilan itu hanya berpihak pada mu
Kau menemukan kebahagiaan mu
Dan aku masih sendiri di balik pintu kebahagiaan mu

Aku tak perduli apa yang terjadi
Aku tak ingin tahu kebahagiaan dan tangis mu
Yang ingin aku tahu dimana pintu kebahagiaan ku
Dimana keperdulian mu di setiap tangis ku

Aku tulus mencintainya tanpa mengharapkan imbalan
Namun dia memikirkan kejenuhannya dan berlari
Bersama wanita yang jahat
Ya wanita itu bukanlah wanita sejati
Yang tulus dan mengerti akan sakitnya aku sebagai wanita

Kau yang menutup kisah itu dengan bekas luka
Kau yang menutup pintu kebahagiaan ku
Kelak saat ku temukan kebahagiaan ku
Bersama dia yang dirahasiakan Tuhan pada ku
Ku pastikan kau merasakan apa yang ku rasakan
Harap ku jangan mengeluh lanjutkan hidup mu