Dinginya malam menusuk ke jantung
Cahaya bintang menyelimuti Sang Surya
Bunga-bunga kembali ke peraduan
Dan semakin membuat hati gelisah
Menikmati setiap dentakan jarum jam
Yang terus membunuh waktu
Kesepian itu yang ku rasakan
Teman hati kini telah pergi
Terpaku dalam keheningan
Dan aku membisu sejenak
Menikmati aliran setetes demi tetes
Membasahi wajah ku
Kesedirian status yang tak di izinkan semua insan
Masuk dalam kehidupannya
Namun cinta sejati telah pergi
Dan kesendirian mulai menyatakan dirinya pada ku
Dia yang menjadi sebab tawa ku
Dia yang menjadi sebab tangis ku pula
Kini telah pergi untuk selama-lamaya
Dia yang menjadi kekuatan ku
Meninggalkan sejuta kepedihan hati
Kau berkata bahwa aku adalah nafas mu
Bagimana mungkin aku bisa bernafas jika kau telah tiada...
Kau berkata bahwa aku adalah bintang hidup mu
Namun aku tak mampu menggapai bintang itu karena
Kau memilih melihat aku berjuang sendiri
Aku adalah separuh dari dentakan jantung mu
Sadarkah kau, dentakan jantung mu telah berhenti untuk selamanya
Apakah aku masih bisa berdetak tanpa mu...
Begitu cepat kepergian mu
Sanubari berkata tak ingin kau pergi
Haruskah ku lanjutkan hidup
Saat dia yang adalah kekuatan hidup ku
Telah Kau panggil
Baru ku dengar janji setia mu
Di altar suci nan kudus
Kini kau ingkari tanpa peduli bagaimana aku
Kini aku seorang diri...
Dengan sejuta kerinduan hati
Memanggil nama mu
Kasih berikan aku senyuman itu
Agar aku meraskan harum nafas mu
Aku merindukan mu...
Aku ingin kau membunuh kesendirian ku
Namun nisan mu lah yang menjadi teman kesendirian ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar