Halaman

Rabu, 17 April 2013

Pintu Kebahagiaan

Kabut-kabut kelam menyelimuti
Asap-asap pekat membumbungi
Dinding-dincing cahaya
Terhalang oleh sarang laba-laba
Tali yang begitu rapuh di makan waktu
Masih kuat mengikat sanubari
Akan kenangan yang cukup merusak
Masa yang tak pasti adanya

Kain hitam terus mencari
Mengiringi tangisan sepanjang malam
Pena terus menari tiada henti
Tak kenal Jemari yang menahan erat
Alunan kisah yang dahulu
Masih menjadi syair di telinga ku
Pertanyaan akan gejolak amarah
Memaksa ku untuk bersyair lewat tangis

Aku takut ketika mengingat dan merasakan
Aku lemah jika aku harus percaya
Keadilan itu hanya berpihak pada mu
Kau menemukan kebahagiaan mu
Dan aku masih sendiri di balik pintu kebahagiaan mu

Aku tak perduli apa yang terjadi
Aku tak ingin tahu kebahagiaan dan tangis mu
Yang ingin aku tahu dimana pintu kebahagiaan ku
Dimana keperdulian mu di setiap tangis ku

Aku tulus mencintainya tanpa mengharapkan imbalan
Namun dia memikirkan kejenuhannya dan berlari
Bersama wanita yang jahat
Ya wanita itu bukanlah wanita sejati
Yang tulus dan mengerti akan sakitnya aku sebagai wanita

Kau yang menutup kisah itu dengan bekas luka
Kau yang menutup pintu kebahagiaan ku
Kelak saat ku temukan kebahagiaan ku
Bersama dia yang dirahasiakan Tuhan pada ku
Ku pastikan kau merasakan apa yang ku rasakan
Harap ku jangan mengeluh lanjutkan hidup mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar